Kenaikan Kasus DBD di Indonesia: Tiga Langkah Pencegahan yang Dianjurkan oleh Dokter
Kenaikan Kasus DBD di Indonesia: Tiga Langkah Pencegahan yang Dianjurkan oleh Dokter
Jum'at, 19 April 2024 10:36 WIB | 38 views

Demam Berdarah Dengue (DBD) semakin menjadi masalah yang signifikan di Indonesia, terutama hingga bulan April ini. Lonjakan kasus DBD juga diikuti dengan peningkatan angka kematian dalam beberapa waktu terakhir.

Penyakit DBD biasanya muncul dan menghilang setiap tiga tahun sekali, namun karena keterkaitannya dengan perubahan cuaca, kasus DBD kini muncul lebih sering dan cepat di Indonesia karena cuaca yang tidak stabil.

Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dari usia 6 tahun hingga 45 tahun, dan orang yang pernah terinfeksi DBD sebelumnya juga berisiko terkena lagi di masa depan.

Karena disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti, penyakit DBD harus dianggap serius karena dapat memburuk dan bahkan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.

Meskipun upaya medis telah dilakukan untuk memerangi DBD, kesadaran masyarakat tentang bahayanya penyakit ini dari nyamuk Aedes Aegypti tetap penting.

Menurut dr. Ngabila Salama, MKM, Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan di RSUD Tamansari Jakarta, tindakan preventif adalah kunci untuk melawan DBD. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan dilansir dari laman HaiBunda:


1. Gerakan 3M

  • Menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air seperti bak mandi dan toren untuk menghindari perkembangbiakan jentik nyamuk.

  • Menutup tempat penampungan air untuk mencegah nyamuk berkembangbiak di dalamnya.

  • Melakukan daur ulang barang-barang yang dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk seperti botol plastik dan ban bekas.


2. Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan

  • Rajin mandi dan mencuci tangan untuk menjaga kebersihan diri dan meningkatkan imunitas tubuh terhadap gigitan nyamuk.

  • Menggunakan semprotan nyamuk atau lotion anti nyamuk pada jam-jam ketika nyamuk aktif.

  • Melakukan pemberantasan nyamuk di lingkungan sekitar rumah dengan memelihara ikan cupang atau menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk seperti sereh dan lavender.


3. Deteksi Dini

  • Memeriksa ke rumah sakit saat muncul gejala seperti mual, diare, atau muntah untuk mendeteksi penyakit DBD secara dini sebelum kondisi memburuk.


4. Melakukan Vaksinasi DBD

  • Ada dua jenis vaksin DBD yang tersedia:

  • Vaksin DENGVAXIA untuk anak usia 9-16 tahun yang memerlukan tiga dosis dalam selang 6-12 bulan.

  • Vaksin QDENGA untuk individu usia 6-45 tahun yang memerlukan dua dosis dalam selang tiga bulan.


Penting untuk diingat bahwa pencegahan DBD memerlukan tindakan yang konsisten dari masyarakat. Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan tersebut, diharapkan dapat mengurangi risiko terkena DBD.



Ilustrasi annak demam DBD (Foto: rawinfoto/Getty Images/iStockphoto)



Berikan Komentar Via Facebook